Gara-Gara Pacar Ngambek, Pemuda Ini Jadi Manusia Rp 42 T

Kekasih ngambekbadmood, atau apapun itu yang sejenis tentu saja membuat pening. Demikian juga yang dialami pemuda asal Amerika Serikat (AS), Kevin Systrom. 

Saat pacarnya ngambek, Systrom juga kesal dan tak tahu harus berbuat apa. Namun, beranjak dari rasa kesal itu dia malah punya ide bisnis yang mendongkrak kekayaannya hingga Rp42 triliun di masa depan.

Cerita bermula pada 2010 di pesisir pantai Meksiko. Kevin Systrom sedang liburan bersama pacarnya, Nicole Schuetz. Systrom ingin mengabadikan momen melalui iPhone 4 yang dimilikinya. Namun, keinginan itu ditolak sang pacar. Alasannya: kamera iPhone 4 jelek.

“Padahal itu HP baru, tapi kalau foto jelek! Mending gak usah foto deh,” kata Schuetz.

Schuetz langsung ngambek. Systrom tak tahu harus berbuat apa. Toh, dia juga sadar kalau kamera iPhone 4 sangat jelek. Hanya saja, saat itu dia sudah berpikir panjang dan harus berbuat sesuatu kelak. 

Baginya, keburukan kamera jadi krusial karena bakal sulit mengabadikan foto bersama kekasih. Dari sinilah, dia berniat membuat aplikasi editing foto sebab lebih mudah dan murah dibanding membeli iPhone baru. Saat itu, dia sudah mengembangkan aplikasi berbagi foto, Burnb. 

Singkat cerita, lahirlah filter X-Pro II yang berupaya meningkatkan kontras, kehangatan warna dan memberikan efek sketsa pada gambar. Filter itu kemudikan diujicoba pada kamera iPhone 4 dan diunggah pada Juli 2010 di Burnb. Hasilnya sangat bagus.

Pacar Systrom tak lagi ngambek. Bahkan, fitur tersebut langsung digandrungi oleh pengguna Burnb lainnya. Dari sini, dia mantap untuk meneruskan inovasi tersebut dan ingin berbisnis yang lebih besar di masa depan. Setelahnya, dia bekerjasama dengan Mike Krieger, pemrogram lulusan Stanford University.

Keduanya lantas berupaya membuat aplikasi berbagi foto digital secara instan. Tentu, aplikasi tersebut juga diselipi oleh berbagai fitur editing. Saat itu, belum ada satupun aplikasi serupa. Facebook, Twitter dan Flicker belum bisa mengunggah foto dan mengeditnya.

Atas dasar inilah, keduanya percaya diri dan secara resmi meluncurkan aplikasi berbagi foto digital secara instan bernama Instagram pada 6 Oktober 2010. Menurut Sarah Frier dalam No Filters: The Inside Story of Instagram (2020), sejak pertama diluncurkan antusias masyarakat begitu tinggi. Langsung ada 25 ribu orang yang mengunduh dan menggunakan Instagram untuk membagikan foto. Dan seketika melejit di bulan-bulan berikutnya.

“Instagram hanya butuh waktu setahun untuk bisa mencapai 10 juta pengguna,” tulis Sarah.

Dari sinilah, banyak orang memperkirakan Instagram bakal mengalahkan dominasi Facebook dan Twitter. Aplikasi itu bakal menjadi nomor wahid sejagat raya dan membuat persaingan di dunia startup makin panas.

Saat muncul prediksi seperti ini, pendiri Facebook Mark Zuckerberg jadi salah satu orang yang sadar potensi besar Instagram di masa depan.

Atas dasar inilah, menurut kesaksian Kevin Systrom di The Guardian, sejak awal tahun 2012 Zuckerberg selalu ingin menemui dirinya. Bahkan, dia berulang kali mengejar-ngejar Systrom hanya untuk membicarakan akuisisi Instagram oleh Facebook.

Soal ini, Systrom memang tak menolak dan marah. Dia justru bahagia atas keinginan pendiri Facebook itu. Sebab, dia juga kesulitan mengurusi operasional Instagram. Singkatnya, dia jago buat aplikasi, tetapi tidak bisa urus manajemen.

Dibanding nanti Instagram kacau balau, Systrom pun akhirnya melepas kepemilikan Instagram ke Zuckerberg seharga US$ 1 miliar pada April 2012. Sejak itulah, terjadi perubahan besar-besaran di tubuh Instagram.

Seiring waktu, Instagram berkembang sangat pesat. Tak hanya menjadi aplikasi berbagi foto, tetapi juga bisa mengunggah video, berjualan, dan sebagainya. Kini, sudah ada 1,3 miliar pengguna Instagram di seluruh dunia.

Kesuksesan membuat nama Kevin Systrom naik daun. Dia jadi miliarder dadakan. Forbes (2024) mencatatnya punya harta US$ 2,6 miliar atau Rp 42 triliun. Semua itu tentu saja berakar dari kejadian ngambek sang pacar. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*