Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng) telah menyalurkan air bersih di 24 kabupaten/kota di wilayah tersebut yang terdampak kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng Muhamad Chomsul, di Semarang, Selasa, menyebutkan setidaknya 6.346 ribu liter air bersih telah terdistribusi ke daerah terdampak kekeringan.
“Dalam dua bulan terakhir kami telah mendistribusikan sekitar 6.346.000 liter air bersih untuk 91 kecamatan dan 193 desa yang tersebar di 24 kabupaten/kota,” katanya.
Kabupaten/kota yang menerima distribusi air bersih antara lain Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Purworejo, Kebumen, Klaten, Pemalang, Kendal, Pati, Blora, Temanggung, Banyumas, dan Grobogan.
“Dari data yang ada, wilayah yang paling parah terdampak kekeringan adalah Kabupaten Grobogan, dengan 53 desa yang sudah menerima droping air,” katanya.
“(Daerah) yang juga mengalami dampak signifikan adalah Cilacap, Pati, Banyumas, Purworejo, dan Blora,” tambahnya.
Sebagai upaya mengantisipasi musim kemarau, BPBD Jateng bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait telah melakukan berbagai persiapan sejak awal tahun.
Chomsul menjelaskan upaya tersebut termasuk koordinasi untuk pengelolaan sumber air, seperti waduk dan embung yang mengalami penurunan kapasitas akibat dampak fenomena El Nino.
“Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mencari sumber air alternatif, seperti sumur dalam serta melakukan pengelolaan pola tanam yang disesuaikan dengan kondisi kemarau,” katanya.
Selain itu BPBD Jateng juga telah mendirikan posko pendampingan untuk 35 kabupaten/kota dan berkoordinasi intensif dengan melibatkan OPD terkait seperti Dinas Kehutanan dan Kehutanan, serta Dinas Pertanian untuk menangani dampak kekeringan.
“Kerja sama juga dilakukan dengan CSR (Corporate Social Responsibility) dan Baznas untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah yang terdampak,” katanya.