Anda tentu sering mendengar terminologi “cash is the king.” Namun apakah Anda paham bahwasannya “cash is the king” bukan berarti memegang uang tunai sebanyak-banyaknya?
Secara sederhana, prinsip ini menganjurkan investor untuk memegang sejumlah uang yang bisa dicairkan setiap saat dalam persentase tertentu, terutama di saat kondisi makro ekonomi menunjukkan gejala ketidakpastian.
Dengan hal ini, tak semua modal yang Anda miliki akan dihabiskan langsung di pasar modal, Anda masih memiliki amunisi untuk membeli secara bertahap ketika terjadi koreksi.
Beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk menempatkan uang dalam mode “cash is the king” antara lain tabungan bank dan reksa dana pasar uang. Hal itu disebabkan karena kedua produk ini memungkinkan pencairan uang dalam waktu singkat ketika dibutuhkan.
Jika Anda berpikir bahwa menempatkan dana di dua instrumen itu kurang menarik lantaran imbal hasilnya yang rendah, maka anggapan Anda salah. Menempatkan dana di sana adalah untuk berjaga-jaga, bukan untuk meraih keuntungan besar.
Di tengah-tengah ketidakpastian pasar dan ekonomi, uang tunai tentu menjadi aset yang sangat berharga. Menjaga ketersediaan uang tunai juga menjadi cara efektif agar keuntungan yang diperoleh di pasar saham dapat terus berkelanjutan, serta menjaga risiko agar tetap terkendali.
Likuiditas di sini merujuk pada kemampuan bayar seorang trader maupun investor. Semakin banyak uang tunai yang dimiliki, tentu saja semakin tinggi kemampuan untuk membeli saham.
Tentunya, Anda bisa lebih fleksibel dalam mengatur komposisi portofolio sesuai dengan kondisi pasar saat ini.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan strategi dollar cost averaging ketika Anda berniat untuk membeli saham. Membeli secara lumpsum dengan modal besar tentu cukup menarik jika dilihat dari potensi keuntungannya, namun akan ada risiko yang besar pula jika harga saham turun.
Apakah saat ini merupakan saat yang tepat untuk memegang uang cash sambil menunggu koreksi di pasar saham? Temukan jawabannya di Webinar Kelas Cuan Stock Market Mastery, Cari Tahu Hubungan Makroekonomi dan Pasar Saham.