NTP Era Prabowo Dipatok 120, Apa Untungnya Buat Petani?

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, Nilai Tukar Petani (NTP) ditingkatkan di kisaran 115-120 sedangkan Nilai Tukar Nelayan (NTN) dijaga di kisaran 105-108. Hal itu disampaikan saat Pidato RUU APBN 2025 dan Penyampaian Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/08/2024).

Meski demikian, Guru Besar IPB Dwi Andreas mengungkapkan, kenyataan di lapangan petani tidak mendapatkan manfaat yang besar.

“Yang terpenting saat ini gimana program kebijakan pemerintah jangan as usual seperti 10 tahun terakhir, pasti akan gagal lagi. NTP maknanya indeks harga yang dijual dari hasil produk yang dihasilkan petani. Kalau nilai 100 ngga ada perbaikan, ngga rugi maupun untung. Di atas 100 lebih dikit petani untung tapi ngga ada efek mengungkit kesejahteraan petani,” katanya kepada CNBC

Ia menyebut anggaran pemerintah untuk sektor pertanian dalam 10 tahun terakhir mencapai Rp 954 triliun. Namun, belum terlihat kesejahteraan pada petani secara umum.

“Rp954 triliun tersebut itu sebagian besar masuknya ke NTP tanaman pangan, bisa 80%, lihat aja subsidi pupuk Rp 30 triliun, lalu naik ke Rp 54 triliun, sebagian besar ke padi, jagung di tanaman pangan, bisa dibayangkan komoditas pertanian yang dapat perhatian besar malah paling jeblok, maka ada kesalahan luar biasa terkait kebijakan pemerintah,” ujar Dwi Andreas.

Ia menekankan, kunci utama ada pada kesejahteraan petani. Ketika petani sejahtera maka otomatis produksi secara perlahan naik, bahkan jika hasil produksi yang dihasilkan mendapat harga lebih baik maka ada semangat untuk menambah jumlah produksi.

Dampak lainnya ialah konversi lahan pertanian ke non pertanian pasti menurun karena ketika petani untung maka petani bakal berusaha untuk menambah luas yang dikelola. Kalau nggak untung seperti yang terjadi lahan makin menyempit, jadi kunci pertama perhatian kesana, itu hanya bisa ditempuh jika terjadi perubahan radikal terkait kebijakan pemerintah.

“Selama ini kebijakan pangan terlalu berat konsumen, kalau harga konsumen naik pemerintah kebingungan ngga karuan, segala upaya ditekan, salah satunya ya dengan impor, pemerintah pikir jangka pendek aja, yang menderita petani,” ujar Dwi Andreas.

Sebagai informasi, NTP adalah angka perbandingan antar Indeks Harga yang Diterima Petani (IT), dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) dan dinyatakan dalam persentase. Bila angka NTP lebih besar dari 100, maka kondisi petani sedang mengalami surplus. Sedangkan bila kurang dari 100 artinya petani mengalami defisit.

Salah satu kegunaan NTP adalah untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Semakin besar surplusnya, maka kesejahteraan petani juga meningkat. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

BPS mencatat, NTP nasional Juli 2024 sebesar 119,61 atau naik 0,70% dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,31%, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) turun sebesar 0,39%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*