Penjualan Motor Beri Sinyal Terbaru Nasib Daya Beli Warga RI

Pekerja memindahkan motor kedalam kontainer di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (20/2/2018). Menurut data AISI penjualan kendaraan roda dua pada Januari 2018 meningkat menjadi 482.537 unit dibanding Desember 2017 lalu yang hanya 415.996 unit dan juga pada Januari 2017 sebesar 473.879 unit. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Penjualan sepeda motor saat ini berbanding terbalik dengan mobil. Ketika penjualan mobil anjlok, sebaliknya penjualan motor justru mengalami kenaikan. Bahkan kenaikannya sudah melampaui tahun lalu.

Data Gaikindo menunjukkan, penjualan mobil bulan Juli 2024 tercatat sebanyak 74.160 unit. Jika dibandingkan Juli 2023, terjadi penurunan penjualan sebesar 7,88% atau 6.344 unit. Sebaliknya, penjualan motor justru ‘ngebut’.

“Kita sampai year to date Juli sudah mencapai hampir 3,8 juta unit. Tepatnya 3,769 juta unit. Dibanding periode yang sama tahun lalu, tumbuh 2,5%, Alhamdulillah-nya bersyukur masih bisa growth,” kata Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/8/2024).

Ia menceritakan, industri sepeda motor memang sempat mengalami tekanan di lima bulan awal 2024 akibat adanya penurunan daya beli. Namun, ujarnya, memasuki Juni-Juli situasi berbalik, permintaan konsumen cukup bagus. Penyebabnya tak lepas dari kondisi keuangan sebagian masyarakat yang mulai membaik

“Karena apa? Ada dua hal. Pertama kebutuhan masyarakat akan alat transportasi terjangkau dan sepeda motor menjawab kebutuhan tersebut. Dan pada saat Juni-Juli ini terjadi panen yang cukup bagus di beberapa area, ini dampak panen tertunda yang terjadi Maret-April justru Juni-Juli mundur,” kata Sigit.

“Ditambah kebutuhan motor untuk anak-anak memasuki sekolah baru butuh alat transport baru untuk sepeda motor,” lanjutnya.

Target AISI di tahun ini mencapai 6,2-6,5 juta unit bisa terjual di 2024. Namun Ia belum berani menaikkan target penjualan menjadi 7 juta meski trennya terus membaik.

“Belum dulu, masih ada agenda politik di akhir tahun itu perlu kita waspadai. Dengan mundurnya panen, perlu diwaspadai panen keduanya akan mundur berarti November Desember bisa geser ke Februari-Maret,” kata Sigit.

Meski demikian Ia melihat ke depan trennya bakal terus positif. Apalagi melihat tren suku bunga yang akan turun, mestinya akan berimbas pada suku bunga kredit akan turun.

“Kami di-support leasing, terlihat naik tadinya 60-65% sekarang 65-70%. Kami jaga ekosistem jangan sampai kredit macet supaya anggota AISI ngga banting-bantingan harga,” kata Sigit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*