Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Prewsiden RI Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dalam pidato politiknya pada acara Apel Kader Partai Gerindra sedikit menyinggung mengenai rivalitas yang ada pada Pilpres beberapa waktu yang lalu.
Prabowo menginginkan, rivalitas yang ada bisa segera diakhirnya. Bahkan Prabowo sedikit menyinggung terkait adanya penilaian kepada dirinya yang memberikan nilai 11. “Jadi, kalau akhir-akhir ini ada yang, apa ya, omon-omon, nggak enak lagi…. Udah. udah, sekarang tidak boleh nyindir-nyindir lagi. Jangan ada yang nyebut angka 11 ya. Jangan. Jangan! Nggak boleh, nggak boleh,” kata Prabowo, dikutip Minggu (1/9/2024).
Selanjutnya, Prabowo mengutarakan pendapatnya mengenai demokrasi di Indonesia. Dia tidak ingin politik Indonesia dilengkapi kubu oposisi seperti di negara lain. Menurutnya, oposisi di negara lain membuat para politikus di negara lain menjadi tidak akrab. Dia tidak suka itu.
“Tradisi kita lain. Menurut saya, demokrasi kita harus berani bersaing boleh, tapi pada saat kepentingan nasional, kita tidak boleh ikut pola-pola orang lain. Mereka itu kalau oposisi, oposisinya sampai nggak tahulah, oposisinya itu sampai mengarah ke bermusuhan. Kita tidak boleh, kita tidak mau, dan kita insyaallah tidak akan,” kata Prabowo.
Puji Jokowi
Dalam sambutan itu, Prabowo juga kerap memuji Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) semasa menjadi presiden dalam kurun waktu 2014-2024. Mulanya, Prabowo menceritakan bahwa kehadiran banyak tokoh politik baik itu dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) maupun yang nonkoalisi dalam acara ini menunjukkan bahwa suasana politik Indonesia memiliki ciri khas.
Ciri khas itu adalah sesudah pertandingan, dalam konteks ini Pemilihan Umum, semua bisa rukun kembali menjadi satu keluarga besar.
“Dan ini tidak sedikit peran kepemimpinan bapak Jokowi, tidak sedikit kepemimpinan beliau,” kata Prabowo.
Sosok yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu lantas menceritakan kompetisinya dengan Jokowi dalam dua kali pilpres, yaitu 2014 dan 2019. Seperti diketahui, Prabowo mengalami kekalahan sebanyak dua kali atas Jokowi.
“Kita pernah bersaing, kita pernah berbeda, bapak menang, tapi bapak mengajak saya bergabung. Ini leadership, ini kepemimpinan, ini kenegarawanan dan ini tidak sering terjadi di mana-mana, tidak sering terjadi,” ujar Prabowo.
“Dan saya keliling ke mana-mana pak, tokoh-tokoh luar negeri selalu bertanya, ‘kok bisa kamu kan dua kali dikalahkan?’ Ini pak orang Indonesia, kita kalah, mereka tertawa. Anak buah lagi ketawa. ‘Lw kira enak kalah’? lanjutnya disambut gelak tawa peserta apel kader.
Prabowo kemudian mengenang peristiwa selepas kekalahannya dalam pilpres. Ketika itu, Jokowi menyambangi rumah Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kota Jakarta Selatan.
“Di mana-mana, di negara lain, yang kalah yang harus ucapkan selamat. Ini yang menang datang ke rumah saya begitu. Makanya kalau ilmu kepemimpinan belajar dari orang Solo. Datang ke rumah habis itu bawa undangan, mohon hadir pelantikan, waduh, gimana ini? Makanya kalau urusan tentara pertahanan tanya Prabowo. Urusan politik aku datang ke orang Solo ini,” puji Prabowo.
Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu menekankan, Indonesia harus berani mempertahankan budaya bangsa sendiri. Budaya itu adalah pemimpin yang rukun.
“Kalian suka nggak kalau pemimpin-pemimpinnya rukun kayak begini? Di kampung senang nggak rakyat, teman-temanmu, kalau pemimpin rukun seperti ini? Nggak apa-apa. Berbeda nggak apa-apa, ngeri-ngeri sedap. Jadi leadership itu dan saya begitu beliau ajak saya gabung, saya gabung,” kata Prabowo.