
Wafatnya salah satu Ekonom Senior dari Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri, memberikan duka bagi masyarakat Indonesia. Berbagai kritikan membangun menjadi hal yang paling dikenang semasa ia hidup.
Mengutip laman LPEM FEB UI, Faisal Basri adalah ekonom dan politikus alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Dia adalah salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.
Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).
Mantan Wakil Presiden RI, Boediono mengatakan bahwa Faisal merupakan sosok ekonom yang luar biasa dari segi pengetahuan, dan juga dari segi praktik. Banyak sekali kegiatan-kegiatan Faisal di lapangan yang ia anggap sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Kritikan pedas seringkali ia sampaikan untuk membangun Indonesia yang lebih baik ke depannya, setidaknya terdapat empat hal yang menjadi concern Faisal soal ekonomi Indonesia.
1. Utang RI Menggunung
Secara rutin, Faisal seringkali mengkritik soal utang yang menjadi masalah mendasar negeri ini.
Dirinya intens menyoroti utang sejak pertengahan era kepimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan hingga akhir hayatnya, dia masih membicarakan utang pemerintah dalam sebuah podcast Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), 27 Agustus 2024 lalu.
Faisal menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah membuat utang Indonesia naik 3,3 kali lipat dari akhir 2014.
“3,3 kali lipat itu terdahsyat setelah krisis,” tegasnya.
Data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa pada akhir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat pada 2014, utang Indonesia sebesar Rp2.608 triliun dan melonjak lebih dari 300% menjadi Rp8.144 triliun pada akhir 2023.
Bahkan rasio utang terhadap PDB pun mengalami kenaikan di era kepemimpinan Jokowi yakni dari 27,46% pada 2015 menjadi 38,59% pada 2023.